dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ia berkata, "Kekasihku telah mewasiatiku dengan lima hal yaitu:
1. agar aku mengasihi orang miskin dan mau duduk bersama mereka,
2. memandang orang yang di bawahku dan tidak memandang yang di atasku,
3. agar aku menyambung tali silaturahim walau dijauhi,
4. agar aku mengatakan yang hak walau itu pahit,
5. dan agar aku selalu mengucap LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan perantara Allah)." (H.R AHMAD)
Sebagai umat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam pantaslah kita selalu mencontoh akhlak beliau ataupun melaksanakan wasiatnya karena semua itu pasti akan memberikan kepada kita.
PERTAMA : AGAR AKU MENGASIHI ORANG MISKIN DAN MAU DUDUK BERSAMA MEREKA.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِينًا وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّهُمْ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا يَا عَائِشَةُ لَا تَرُدِّي الْمِسْكِينَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ يَا عَائِشَةُ أَحِبِّي الْمَسَاكِينَ وَقَرِّبِيهِمْ فَإِنَّ اللَّهَ يُقَرِّبُكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam membaca do'a: ALLAAHUMMA AHYINII MISKIINAW WA AMITNII MISKIINAW WAHSYURNII FI ZUMRATIL MASAAKIINI YAUMAL QIYAAMATI (Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin dan wafatkanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku pada hari kiamat bersama golongan orang orang miskin), 'A`isyah bertanya: Kenapa wahai Rasulullah? beliau menjawab: "Sesungguhnya mereka akan masuk surga empat puluh tahun lebih dahulu dari pada orang orang kaya, wahai A'isyah jangan kamu tolak orang orang miskin walaupun hanya dengan memberikan secuil kurma, wahai A'isyah cintailah orang orang miskin dan dekatilah mereka karena Allah akan mendekatkan padamu pada hari kiamat." (H.R Tirmidzi)
Bergaul dengan orang yang miskin memang cenderung melunakkan hati. Ketika seorang telah mempunyai harta dan hanya bergaul dengan orang kaya saja maka semakin hari akan memupuk sifat tamak dalam dirinya, manusia memang cenderung tidak puas dengan apa yang ia dapat, karena itu keberadaan para fakir miskin ini harusnya menjadi ladang bagi para orang kaya. Dan dapat melunakkan hati mereka agar selalu merasakan kekurangan orang miskin itu sendiri.
KEDUA: MEMANDANG ORANG YANG DI BAWAHKU DAN TIDAK MEMANDANG YANG DI ATASKU,
Bila wasiat pertama untuk para orang kaya maka wasiat kedua ini cenderung untuk orang miskin atau dalam kesusahan, disini Nabi kita Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan tentang bersyukur dan sabar/qona’ah. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang di dapat ketika ia selalu memandang ke atas begitu juga aka selalu merasa paling menderita ketika ia tidak mau memandang ke bawah. Tentu saja ada kalanya kita perlu melihat keatas agar kita tidak selalu berada di bawah. Atau sebagai penyemangat kita buka sebagai contoh ketamakan.
KETIGA: AGAR AKU MENYAMBUNG TALI SILATURAHIM WALAU DIJAUHI,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
"Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
Ancaman bagi orang yang memutus silaturrahmi memang sangat besar, begitu juga orang yang menyambung silaturrahmi dijanjikan Allah dengan kebaikan yang sangat banyak, sebagai seorang muslim tentu saja kita tidak ingin saudara kita masuk ke dalam neraka, oleh karena itu meski kita dijauhi Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam mewasiatkan kepada kita agar menyambungnya lagi.
KEEMPAT : AGAR AKU MENGATAKAN YANG HAK WALAU ITU PAHIT,
Dalam wasiat keempat ini ada sebuah contoh dari salaf yang berpegan teguh dalam penyampaian kebenaran meski ia dihukum sedemikian rupa, ia adalah imam Ahmad. Resiko dalam menympaikan kebenaran memanglah tidak mudah, Nabi kita adalah sebaik-baik uswah dalam hal ini. Semenjak ia diutus oleh Allah Ta’ala sampai ia berhijrah kehidupan beliau selalu penuh dengan kepahitan. Semua itu gar kita tidak termasuk oran yang merugi.
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S Al ‘Ashr)
KELIMA : DAN AGAR AKU SELALU MENGUCAP LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH
Imam Nawawi berkata : ia adalah kalimat kepasrahan dan berserah diri bahwa sesungguhnya seorang hamba itu tidak memiliki satupun dari perkaranya, dan ia tidak bisa menolak dari segala kejelekan dan tidak mempunyai kekuatan untuk mencari kebaikan kecuali dengan ijin Allah ta’ala.
قَالَاالنبي أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; 'Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu kalimat, yang termasuk salah satu dari perbendaharaan surga? Yaitu; Laa haula walaa quwwata illaa billah' (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan AIIah)."
Begitu besar fadilah kalimat tersebut. Tentu saja bukan hanya keluar dari lisan kita akan tetapi harus dibarengi dengan praktek di anggota badan tentunya.
Kelima wasiat diatas sudah seharusnya kita laksanakan sebagai umat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini akan menjadi ringan dilakukan jikalau kita saling mengingatkan sesama saudara kita ^__^
HU WALLAAHU A'LAM BISHSHOWAAF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar